Thursday, April 21, 2005

Melati DAKu

Ketika dua orang berdiri pada sebuah garis. Ketika waktu berpijak pada hari ini dan kemaren. Ketika cahaya berjalan diantara siang dan malam. Ketika hati jatuh dalam pelukan ada dan tiada.

Sebuah mantera dilantunkan. Bait demi bait rapalan telah terpadu. Menjadi semerbak nafas kehidupan. Berkerudung janji untaian melati.

Ketika sebuah tangan meraih tangan yang lain. Mengajaknya berjalan dibawah payung mahligai. Semerbak harum kehidupan kesan pertama.

Menisbihkan bilal pada adam dan hawa. Memberikan bumi tempat berpijak dan langit sebagai atap. Menatapi jalan setapak. Beriringkan tembang kemanten.

***

...Hanut runtut tansah reruntungan
Munggah mudun gunung banjur samudro
Gandeng rendeng hanjejereng renjeng
Reroncene kembang… kembang kemanten
Mantene muscadang dadi dewo dewi
Dewane asmoro yo mudun bumi...

nb: cited from Sujiwo Tejo-Anyaman-nyaman

2 Comments:

At March 24, 2006 at 6:07 AM , Anonymous Anonymous said...

Eeeeeeeee... itu bahasa indonesia ya ?!?!?!

 
At March 24, 2006 at 9:41 PM , Blogger R.Bahaswan said...

wah kamu itu gimana tho mas..??
itu gitu malah cikal bakalnya bahasa indonesia
kekekekek...

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home